photo aksaraMRHH1.jpg

KAOS AKSARA SIMALUNGUN

kaos aksara simalungun merah.... aksara simalungun adalah aksara dari daerah simalungun. budaya yang patut di lestarikan untuk tetap menjaga budaya simalungun yang kita cintai.. tersedia dan ready stock... order sekarang

kaos aksara biru photo aksarabiruu.jpg

KAOS AKSARA SIMALUNGUN

kaos aksara simalungun biru.... aksara simalungun adalah aksara dari daerah simalungun. budaya yang patut di lestarikan untuk tetap menjaga budaya simalungun yang kita cintai.. tersedia dan ready stock... order sekarang

 photo BECAKSIANTARcopy.jpg

BECAK SIANTAR

BECAK SIANTAR... becak yang melegenda itu ya..??? kini tercetak di kaos bah...!! dapatkan di kami di THUMBS KAOS !!!

 photo IMG_6464_zps0398f1b3.jpg

BUKTI PENGRIMAN

INI bukti pengiriman kami.. dikirm lewat JNE dan POS

 photo IMG_6464_zps0398f1b3.jpg

SIMALUNGUN NA JENGES

Jengesni simalungun ai...

Sabtu, 09 Maret 2013

THUMBS KAOS EDISI MARET



































kaos this is my Becak 
edisi maret....

pre order
harga 55 ribu (blom ongkir)

bahan cooton combed 20s
warna putih
fast respon 085292729757

Selasa, 05 Maret 2013

portofolio


Senin, 04 Maret 2013

Jangan Salah Kaprah soal Ranking Kampus di Dunia


KOMPAS.com  Universitas Gadjah Mada Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia sama-sama merajai daftar tiga besar kampus dari Indonesia yang terpopuler dalam pemeringkatan oleh 4 International Colleges & Universities (4ICU) dan Webometrics (baca: Ini Dia 50 Kampus Indonesia Paling Populer di Dunia). Pemeringkatan didasarkan pada tingkat popularitas perguruan tinggi dunia di situs. Tak ada indikator langsung soal kualitas pendidikannya.

Dalam pemeringkatan yang dirilis pada bulan ini, seperti dikutip dari situsnya, Webometrics mengklaim telah melakukan pemeringkatan terhadap 21.000 universitas di dunia. Sementara itu, seperti dilansir dari situs resminya hari ini, Rabu (26/2/2013), 4ICU menyatakan melakukan pemeringkatan untuk 11.160 perguruan tinggi dari 200 negara di dunia. Keduanya melakukan pemeringkatan dua kali setahun, di awal dan pertengahan tahun.

Webometrics mendasarkan pemeringkatannya pada empat indikator, yaitu impact, presence, openness,dan excellence dari situs akademik tiap-tiap perguruan tinggi. Melalui indikator pertama, impact, dengan bobot 50 persen, Webometrics menghitung berapa banyak link eksternal yang diterima dari pihak ketiga. Banyak link akan membuat sebuah universitas diakui terkait gengsi institusional, performa akademik, nilai informasi, dan tingkat kegunaan dari pelayanan situs yang diberikan.

Tiga indikator terakhir berbobot 50 persen dengan alokasi setara. Indikator presence digunakan untuk menghitung jumlah halaman situs universitas yang diindeks oleh search engine, Google. Indikatoropenness menunjukkan volume gudang hasil penelitian yang dipublikasikan dalam format rich files, seperti pdf, doc, docx, dan ppt di situs, menurut search engine Google Scholar. Sementara itu, indikator yang terakhir, excellence, digunakan untuk menghitung jumlah karya akademik yang berhasil dipublikasikan di jurnal internasional, seperti yang terdaftar di Scimago Lab. Indikator ini dinilai mampu menunjukkan kualitas penelitian dari perguruan tinggi tersebut.

Semua indikator diklaim bukan untuk mengevaluasi soal desain, kegunaan, atau jumlah klik di situs akademik mereka. Empat indikator tersebut dipakai Webometrics sebagai wakil untuk evaluasi mendalam terhadap performa universitas di mata masyarakat dengan mempertimbangkan kegiatan, hasil, relevansi, dan dampaknya.

Dalam situs resminya, Webometrics mencantumkan bahwa tujuan dari pemeringkatan ini adalah mempromosikan kehadiran situs akademik agar pengetahuan ilmiah dan budaya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi bisa diakses secara terbuka oleh masyarakat. Publikasi pemeringkatan ini dinilai efektif mendorong perguruan tinggi di seluruh dunia untuk melayani masyarakat dengan baik.

Sementara itu, 4ICU mendasarkan pemeringkatannya berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh lima situs pemeringkatan, yaitu Google Page Rank, Alexa Traffic Rank, Majestic Seo Referring Domains, Majestic Seo Citation Flow, dan Majestic Seo Trust Flow. Kelima situs ini pun melakukan pemeringkatan berdasarkan berbagai indikator teknis terhadap situs atau blog.

4ICU mendata perguruan-perguruan tinggi dengan situs yang populer. Artinya, perguruan tinggi dinilai populer karena situsnya terindeks di search engine dan mudah dicari.

Manfaatnya, selain menjunjung keterbukaan informasi pada masyarakat, pemeringkatan Webometrics dan 4ICU menunjukkan perguruan tinggi yang memang rajin memublikasikan karya ilmiah para dosen dan penelitinya. Pimpinan perguruan tinggi didorong untuk menerapkan manajeman situs yang profesional dengan memperhatikan mutu dan kuantitas publikasinya. Hal penting lainnya adalah para civitas akademika perguruan tinggi didorong untuk produktif dalam penelitian.

Kelemahannya, pemeringkatan ini rentan dijadikan sebagai "make-up" oleh sejumlah perguruan tinggi agar situs mereka dilihat terkesan berkualitas. Jika ingin curang, maka sejumlah langkah teknis bisa dilakukan untuk mendongkrak pemeringkatan perguruan tinggi.

Jadi, jangan sampai salah kaprah....

sumber : www.kompas.com

Minggu, 03 Maret 2013

Kecewa Dengan Producer, Penyanyi Simalungun Banting Provesi Jadi Tukang Sayur Keliling


Sipoldas, Sauhur

Pagi itu, Pukul 07.30 WIB, Senin 7 Januari 2013, cuaca Desa Sipoldas, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun cukup cerah. Seorang pedagang sayuran dengan menggunakan sepeda motor roda tiga modivikasi melintas di Desa Sipoldas. Ternyata setiap paginya becak sayur itu menemui pelanggannya di Sipoldas.

Saat itu, penulis singgah di ruah mertua di Sipoldas. Sontak saja Sauhur kaget melihat sosok pedagang sayur keliling itu adalah seorang penyanyi Simalungun bernama Bahrun Purba (maaf yang kakinya satu cacat) yang tahun Minggu 9 September 2007 singgah ke Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) dalam rangka promo album pita kaset lagu Batak Simalungun berjudul "Lang Bai Pangarapan (Tak Sesuai Harapan).



Penulis pun menyapa dan bertanya kenapa bisa beralih jadi tukang sayur keliling Siantar-Simpang Tigaras. Dengan nada polos dan tegas, Bahrun Purba mengaku kecewa dengan Producer Lagu Simalungun yang tidak menghargai penyanyi dari segi upah dan reputasi.

Bahrun Purba mengaku sudah menggeluti profesi sebagai pedagang sayur keliling selama dua tahun terakhir. Bahrun Purba sebenarnya sudah pernah ikut rekaman VCD dalam album kompilasi lagu Simalungun. Namun profesi “tarik suara” Bahrun Purba ternyata tak mampu untuk membiayai tiga orang anaknya, Dita Clara Purba (17 tahun), Lousi  Purba (14 tahun) dan Ferdi Cahaya Purba (11 tahun).

“Producer music Simalungun hanya mencari untung sendiri. Kita selaku penyanyi tak dihargai, dan sering dijadikan korban saat rekaman, begitu juga saat undangan pesta-pesta atau acara-acara resmi. Ini yang membuat saya jera dan tidak menyanyi lagi,”ujarnya.





Bahrun Purba Penyanyi Pop Simalungun Beralih jadi tukang sayur keliling saat melintas di Sipoldas dari Siantar hingga ke Simpang Tigaras Senin 7 Jan 2013.Foto-foto Asenk Lee Saragih 

kebetulan bang bahrun purba ini adalah abang saya (thumbs kaos). lahir di kampung Nagori 2, sibuntuon, dolok pardamean. AKU BANGGA PUNYA ABANG SEPERTIMU.

sumber : http://beritasimalungun.blogspot.com trimakasih sudah memuat beritanya bang.

Jumat, 01 Maret 2013

Program Bedah Rumah Tidak Tepat Sasaran Warga Miskin Dan Cacat Fisik Tak Dapat


TANAH JAWA -Program pemerintah bedah rumah di Huta Sikudame Nagori Pardamean Asih, Tanah Jawa,  dituding tidak tepat sasaran. Pasalnya, ada warga yang kehidupannya baik malah mendapat bantuan, tapi ada warga yang miskin, cacat dan kondisi rumahnya memprihatinkan, malah tak dapat bantuan.
Seorang warga miskin (gakin) di Huta Sikudame Nagori Pardamean Asih Timur br Sinaga (49) yang menderita cacat fisik sangat mengharapkan bantuan ini. Sempat ditawari dan membayar biaya admisnitrasi, namun hasilnya tidak ada.
Timur br Sinaga hidup sendirian di rumah panggung berdinding papan yang lapuk dan nyaris ambruk. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-harinya, Timur Sinaga berjualan kerupuk dan jajan anak-anak. Hasilnyapun hanya cukup untuk beli beras sekali makan.
Timur br Sinaga kepada Metro Minggu (24/2) di kediamannya menjelaskan, rumah yang ia tempati sudah berumur 65 tahun lebih peninggalan orangtuanya. Setiap datang hujan atau angin kencang, rumahnya akan goyang seperti mau ambruk. Akibatnya, jika hujan turun, dia selalu mengungsi ke rumah tetangga.
“Kondisi rumahku sangat memprihatinkan bang. Usia rumahku sudah tua hampir 65 tahun, dinding papannya sudah lapuk, air hujan langsung menembus ke rumah akibat atap seng banyak yang bocor,” katanya.
Timur br Sinaga mengatakan, untuk memeroleh bantuan ini, sebelumnya dia sudah menyerahkan biaya administrasi sebesar Rp50.000 dan menyusul Rp20.000 kepada pengurus bedah rumah. Namun, entah kenapa, malah warga yang kehidupannya lebih baik dan kondisi rumahnya tidak separah rumahnya bisa mendapatkan bantuan.
“Saya sudah membayar uang administrasi kepada pengurus bedah rumah. Namun, saya tidak jadi mendapat bantuan. Padahal ada warga yang kehidupan dan rumahnya masih baik, malah memeroleh bantuan. Apa salahku. Aku tidak tahu apa penyebab kenapa tidak jadi mendapat bantuan bedah rumah tersebut,” sebut Timur Sinaga dengan wajah sedih.
Sementara Pangulu Pardamean Asih Leman Gultom kepada METRO memebnarkan Timur br Sinaga tidak mendapat bantuan bedah rumah. Padahal dari segi fisik kondisi rumahnya yang paling sangat memprihatinkan.
“Saya sangat setuju dia (Timur br Sinaga) menadapat bantuan bedah rumah tersebut, namun yang menentukan bukanlah pangulu, tapi pemerintah pusat melalui Kementerian Perumahan Rakyat,” katanya.
Untuk periode berikutnya, Leman Gultom berjanji akan membantu Timur Sinaga diusulkan kembali untuk mendapatkan bantuan bedah rumah